Mengidentifikasi Target Market dengan Persona
Membangun aplikasi bukan hanya sekedar coding saja. Designer harus bisa mengetahui siapa yang akan menggunakan aplikasi yang dibuat. Dengan kata lain, developer harus bisa membangun aplikasi dengan fitur-fitur yang diinginkan pengguna.
Bayangkan saja jika kita membuat sebuah aplikasi tapi kita tidak mengetahui persona dari target market-nya,,,
“Kok aplikasinya membingungkan sih?”
“Aduh fontnya kekecilan nih, sudah dibacanya, dah gitu warnanya bikin sakit mata!”
“Ga bisa ganti bahasa ke Inggris yaa?(Ceritanya orang bule yang pakai)”
Pastinya aplikasi kita bisa-bisa tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh user.
Persona?
Menurut IBM,,,,
A persona is an archetype of a user that helps designers and developers empathize by understanding their users’ business and personal contexts. By basing personas on user research, teams can avoid the pitfalls of designing for anecdotal, “fake,” or extreme users.
Intinya adalah,
persona merupakan sebuah karakter buatan yang dibuat oleh tim designer sebagai gambaran pengguna nantinya.
Biasanya persona dibuat berdasarkan hasil dari beberapa wawancara yang dilebur menjadi satu persona. Dengan adanya persona, tim developer bisa mengetahui seperti apa sih karakter pengguna yang menggunakan aplikasi kita dan membangun aplikasi sesuai dengan tujuannya.
Membuat Persona yang Baik
Ternyata, membuat persona tidak sembarangan lho. Kita harus bisa membuat karakter fiksi yang bisa menggambarkan pengguna kita yang sesungguhnya.
Identifikasi Target Market
Pertama, kita harus tahu target market dari aplikasi kita. Pada proyek PPL, kami membangun aplikasi bernama “Gerobak”, dimana nantinya pembeli jajanan kaki lima bisa mengetahui posisi penjualnya dan bisa memesan via aplikasi. Berarti, kita bisa menyimpulkan bahwa kemungkinan besar pengguna aplikasi kami adalah orang yang berada dirumah, seperti ibu rumah tangga.
Selain itu, penjual masuk ke dalam kriteria persona yang akan menggunakan aplikasi kita. Penjual nantinya akan bisa memasarkan dagangannya lebih mudah karena pembeli akan mudah mengetahui posisinya saat berjualan.
Oke, berarti sejauh ini ada dua target market utama pada aplikasi “Gerobak: kami, yaitu
- Ibu Rumah Tangga, dan
- Pedagang Kaki Lima
Bentuk Karakteristik dari Target Market
Setelah mengetahui siapa saja yang akan menggunakan aplikasi, selanjutnya kami membuat informasi yang dimiliki oleh target marketnya seperti nama, umur, pekerjaan, gaji, goals (tujuan menggunakan aplikasi)dan pains (keresahan dalam menggunakan aplikasi). Kita juga bisa menambahkan background singkat dari persona yang akan dibuat.
Hal utama yang harus di buat adalah goals dan pains, karena dengan dua hal ini kita bisa mengetahui apa keinginan dan keresahan user dalam menggunakan aplikasi kita. Untuk mendapatkannya, tim designer bisa melakukan wawancara ke beberapa kelompok tertentu yang relevan, dalam hal ini ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima.
Untuk aplikasi “Gerobak”, kami membuat goals dan pains sebagai berikut:
- Ibu Rumah Tangga
Goals : Mengetahui posisi pedagang agar mudah membeli jajanan.
Pains : Tidak menyukai aplikasi yang membuat sakit mata. - Pedagang Kaki Lima
Goals : Menjual dan memasarkan dagangan dengan mudah.
Pains : Gagap teknologi, hanya bisa menggunakan aplikasi yang sederhana.
Horee, kita sudah selesai mengidentifikasi persona dari user yang akan menggunakan aplikasi kita.
Finalisasi
Dengan menambah detail lebih lengkap, kami menghasilkan persona sebagai berikut:
- Ibu Rumah Tangga
- Pedagang
Manfaat Persona
Penting gak sih membuat persona sebelum membangun aplikasi?
Jawabannya adalah PENTING!.
Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari membuat persona. Salah satunya adalah mengetahui calon user. Dengan persona, tim designer bisa membuat aplikasi dan bisa memberikan user experience yang baik bagi pengguna.
Selain itu, persona bisa menjadi batasan kita dalam mengimplementasi fitur-fitur yang ada di aplikasi. Dalam membangun aplikasi, agak sulit bagi tim untuk mengetahui apa yang harus diimplementasi atau tidak. Diharapkan dengan persona, tim bisa mengembangkan fitur yang memang benar-benar digunakan oleh user.
Persona juga bisa digunakan sebagai alat marketing. Nantinya pemasaran produk bisa lebih terarah dan tepat sasaran, siapa dan seperti apa calon pengguna aplikasi kita.
Sekian tulisan saya tentang Persona, semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman pembaca semua.